Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Modul 1.1 a.9 Koneksi antar materi kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara - Bapak Pendidikan Nasional kita, Ki Hajar Dewantara, menjelaskan bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan sejatinya berkaitan sangat erat. Kebudayaan yang dimaksud adalah sebuah peradaban, sebuah cita-cita masyarakat apa yang ingin kita bentuk sebagai sebuah negara.

Pada kesempatan kali ini, saya Wina Dwina Hermayanti, S.Pd dari SMPN 1 Cikelet sebagai Calon Guru Penggerak dari Kabupaten Garut, akan memberikan pemahaman sebelum dan sesudah mempelajari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara serta memberikan Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Salam Guru Penggerak!

1.SINTESIS BERBAGAI MATERI

Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul pemikiran Ki hadjar Dewantara terhadap Pendidikan? 

Before (Sebelum)

"Ketika saya memiliki tugas menjadi seorang pendidik, tujuan saya datang ke sekolah itu hanya ingin mentransfer ilmu dan mencerdaskan anak-anak didik saya. Sebelum saya jauh mengenal filosofi Ki Hajar Dewantara  saya juga selalau menanamkan pemahaman akan pentingnya kita untuk mencintai tanah air bangsa dan negara dan selalu menjaga cita-cita dan budaya bangsa kita sendiri bangsa Indonesia. Tapi pada intinya saya menginginkan anak-anak itu sesuai dengan harapan saya seakan mereka sebagai objek yang harus saya jejali ilmu dengan memperlakukan sama dalam arti metode yang sama tanpa menghiraukan kemampuan anak-anak yang sebenarnya."



After (Sesudah)

Setelah saya menyaksikan video pendek di program Guru Penggerak ini kita ketahui masa pendidikan zaman kolonial Ki Hajar Dewantara memperjuangkan agar rakyat mendapatkan pendidikan walaupun dalam tekanan penjajahan, tentu berbeda dengan pendidikan dengan zaman sekarang yang semua rakyat bisa sekolah atau mendapatkan pendidikan dengan mudah. Akan tetapi cita-cita peradaban yang telah Ki Hajar Dewantara sampaikan mengenai, "mimpi kita sebagai bangsa, kita mulai kerjakan, kita semaikan benihnya dari apa yang kita lakukan di bidang pendidikan.

Oleh karena itu konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Pendidikan mesti disandarkan pada penciptaan jiwa merdeka, cakap dan berguna bagi masyarakat. merdeka baik secara fisik, mental, dan kerohanian. 

Saya yang bekerja di bidang pendidikan ini pun menyadari bahwa tugas saya bukan sekedar membahas kurikulum dan hasil belajar anak-anak, ukan pula sekedar mengajar, mendidik namun untuk melahirkan masa depan, melahirkan generasi pembaharu yang akan menjawab panggilan dan tantangan zaman baik masa kini maupun masa mendatang. Pendidikan ini menanamkan rasa kebangsaan mencintai tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan. 

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab, manusia yang mampu menggali potensi, kreatif, inovatif  dan berkarakter, maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. 

Tujuan pendidikan yang telah kita ketahui bahwa Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan itu sendiri yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat". 

Maka dengan demikian kita sebagai pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat pada anak dan lebih tepatnya lagi memberikan "tuntunan" agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. 

Melalui Semboyan Trilogi pendidikan memiliki arti yang melibatkan seluruh pelaku pendidikan atau guru dan peserta didik adalah: Tut wuri handayani, dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Ing madya mangun karsa pada saat di antara peserta didik, guru harus menciptakan prakarsa dan ide. Ing ngarsa sung tulada, berarti ketika guru berada di depan, seorang guru harus memberi teladan atau contoh dengan tindakan yang baik. 

Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan pemikirannya sehingga saya pun mengetahui mengenai 5 Asas yang dikenal dengan Panca Darma, yaitu: 

Asas Kemerdekaan,

Asas Kodrat Alam,

Asas Kebudayaan,

Asas Kebangsaan, dan

Asas Kemanusiaan

Kemudian Ki Hajar Dewanara pun menegaskan Among (emban) memiliki pengertian menjaga, membina, dan mendidik anak dengan kasih sayang, membimbing sang anak dengan ikhlas sesuai bakat dan minat yang di asuh , memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Metode among juga  dikenal dengan "Metode pengajaran dan Pendidikan berdasarkan Asih, Asah, dan Asuh." 

Selain metode among, Ada tiga metode yang dipakai oleh Ki Hajar Dewantara dalam mengajarkan budi pekerti berdasarkan urutan-urutan pengambilan keputusan berbuat artinya kita bertindak sebaiknya berdasarkan urutanyang benar, sehingga tidak ada penyesalan. Tiga metode tersebut adalah: ngerti, ngrasa dan nglakoni.

Serta terakhir yang membuat saya semakin yakin akan mewujudkan perubahan yang signifikan teradap diri saya dalam memberika pengajaran dan pendidikan di sekolah ialah setelah mengetahui 5 dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun, petani, Budi pekerti, bermain dan berpihak pada anak.



Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap Pendidikan?

Setelah mempelajari modul 1.1 Pemikiran Ki Hajar Dewantara akhirnya saya dapat memberikan kesimpulan bahwa:

"Sesungguhnya Siswa merupakan mahluk dinamis yang harus tumbuh berkembang sesuai dengan kodratnya (kodrat alam dan kodrat zaman), sehingga saya akan lebih memahami terlebih dahulu akan karakter anak-anak dan memperlakukan mereka seperti anak sendiri dengan lebih Menyentuh Hati anak-anak agar mereka merasakan aman, nyaman dan bahagia ketika belajar bersama kita. Saya sebagai Pendidik juga akan membimbing anak-anak untuk berkembang sesuai bakatnya dan zaman nya akan tetapi tetap menanamkan jiwa berbudi pekerti yang luhur."



Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

Sebelum mulai dengan pembelajaran saya harus mengetahui karakteristik dan latar belakang anak anak didik saya melalui angket sebagai informasi awal.

Saya akan memberikan kebebasan anak-anak dalam pembelajaran yang membuat mereka semangat belajar mengenai tempat ataupun metode pembelajaran yang mereka suka (saya juga akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sesuai anak-anak seperti metode belajar cepat melalui aplikasi tiktok) terciptalah merdeka belajar.

Saya sebagai guru harus mengutamakan keteladanan ,karena melalui keteladanan yang baik lebih berpengaruh dari pada seribu ucapan yang kita ucapkan, bahwa pembelajaran itu harus holistic mengembangkan seluruh potensi siswa baik Cipta (kognitif) dan Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). tidak hanya terfokus pada aspek cipta semata, namun juga harus menyeimbangkan antara afeksi ( karsa), dan karya, Intinya mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Supaya mampu melahirkan siswa yang cerdas, kreatif dan berbudi pekerti/berakhlak mulia.



Rancangan  Tindakan 

Judul Modul : Kombinasi Pembelajaran Daring dan Luring yang berpihak kepada anak (model Problem Base Learning)

Nama Peserta : Wina Dwina Hermayanti, S.Pd

Latar Belakang : Melihat kondisi nyata peserta didik yang masih Belajar dalam masa Pandemi/ Pembelajaran jarak Jauh (PJJ) dimana pembelajaran dirasa tidak efektif dan tidak beraktivitas nyata, maka dari itu dengan berbasis Aktivitas diharapkan pembelajaran akan lebih efektif, nyata terasa dan merdeka, apalagi siswa terlibat langsung sebagai Subjek sekaligus  Objek pembelajaran  dan memanfaatkan lingkungan sekitar siswa.

Tujuan : 

  • 1.  Diharapkan siswa merasakan keterlibatan langsung dalam pembelajaran

    2. Diharapkan siswa bebas merdeka dalam menentukan masalah , pendapat ide dan gagasan dalam proses pembelajaran

    3.Diharapkan  siswa dapat menemukan sendiri pemecahan masalah dalam proses  pembelajaran yang secara empiris

    4.Diharapkan tumbuh tumbuh pengetahuan baru tentang bagaimana  mencari solusi sendiri atas masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

Tolok Ukur : 

  • 1.  Diharapkan siswa merasakan keterlibatan langsung dalam pembelajaran

    2.  Diharapkan siswa bebas merdeka dalam menentukan masalah , pendapat ide dan gagasan dalam proses pembelajaran

    3. Diharapkan  siswa dapat menemukan sendiri pemecahan masalah dalam proses  pembelajaran yang secara empiris

    4. Diharapkan tumbuh tumbuh pengetahuan baru tentang bagaimana  mencari solusi sendiri atas masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

Linimasa Tindakan Nyata yang akan dilakukan :

  • 1.      Persiapan (Minggu Ke 1)

    -          Menyiapkan kelas yang akan di jadikan tindakan untuk aksi nyata

    -          Menyiapkan bahan-bahan materi Konflik dan Integrasi

    -          Menyiapkan alat dan bahan pendukung

    -    Menyiapkan instrument rubrik pengamatan ketercapaian tujuan dan hal lain yang dapat mendukung

     

    2.      Tindakan (Minggu Ke 2)

    -      Melakukan aksi nyata sesuai dengan rencana

    -   Membimbing dan memfasilitasi siswa ketika proses pembelajaran berbasis Aktivitas sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan

    -     Melakukan pengamatan melalui rubrik pengamatan  tentang kondisi nyata proses pembelajaran (penilaian autentik)

    -  Memfasilitasi, mengarahkan, membimbing dan memberikan stimulus ketika proses pembelajaran 

  • 3.      Evaluasi dan laporan (Minggu ke 3 dan 4)

    -    Menganalisa hasil pelaksanaan pembelajaran dari mulai kekurangan dan kelebihan dari hasil laporan tugas yang di berikan oleh siswa

    - Memberikan simpulan dan refleksi hasil pembelajaran berbasis Aktivitas yang sudah di lakukan

  • - Membuat Laporan hasil Kegiatan  dari awal (perencanaan) sampai akhir (penyusunan Laporan)


Dukungan yang dibutuhkan :

Dukungan kepala sekolah sebagai atasan di sekolah, dukungan dari teman sejawat untuk kesinambungan aksi nyata tersebut serta dukungan dari orang tua/masyrakat dan memotivasi siswa untuk semangat dalam belajar baik secara daring dan luring, menggunakan fasilitas sekolah dan menggunakan fasilitas pribadi.